Tuesday, April 26, 2011

Pindah ke Lain Hati

Ya, sudah sejak akhir tahun lalu saya 'mendua', menapakkan kaki di dua perahu. Apakah saya bicara soal Pacar? Tentu tidak. Kalo itu mah emang pacar saya dari dulu emang dua. 'Pacar' yang menciptakan saya dan pacar saya di dunia, si Mas Ben.

Sejak akhir tahun lalu, saya mulai coba-coba nulis di wordpress. Sekitar 2 tahun lalu sebenernya saya udah pernah bikin, tapi karena waktu itu kurang konsen, yang ada saya malah bingung, terus jadi nggak aktif di sana. Nah akhir tahun lalu saya coba bikin lagi, dengan tujuan salah satunya bikin blog khusus untuk memenuhi resolusi 2011 saya (baca buku dan review di blog tiap bulan).

Kedua blog ini bagi saya sendiri, punya tujuannya masing-masing. Blogspot bener-bener cuma buat share kehidupan saya sehari-hari. Yang kadang ringan-ringan aja, lucu-lucuan aja, tapi juga kadang bisa saya maknai sedemikian. Blog ini ditujukan bener-bener untuk teman-teman saya di manapun mereka, sekedar untuk share hidup saya ke mereka, dan mengijinkan teman-teman sedikit lebih mengenal saya.

Sedangkan wordpress, sesungguhnya lebih segmented. Ditujukan untuk diri saya sendiri dan dipenuhi dengan berbagai pengalaman bermakna besar buat hidup saya (terutama pengalaman saya berjalan bersama Tuhan). Setiap posting di wordpress ditulis dengan tujuan di masa depan saya bisa baca ulang dan merenungkan semuanya itu lagi, terutama ketika saya sedang down. Tambahannya, saya berharap bisa berbagi berkat buat teman-teman seiman.

Pastinya saya juga pernah kepikiran buat ngegabungin dua blog ini. Tapi terus terang saya kuatir pengalaman saya yang terkesan 'rohani' nggak bisa cukup nyaman untuk dibaca semua orang. eh kesannya blog ini kayak banyak yang baca aja ya? *pedejaya* hahahahahahaha

Tapi makin lama saya makin jatuh cinta sama WP dan beneran pengen pindah. Kenapa?

1. Karena menurut saya WP tampilannya lebih keren dan lebih rapih. Baik di dashboard maupun di webpage nya.

2. Karena menurut saya, komen di WP lebih gampang. Gak perlu pake sign in segala, cukup masukin data aja. Itu bikin orang (termasuk saya) nggak males kalo komen di WP orang lain, soalnya nggak repot. Kalo di Blogspot mau kaya gini harus pake 'bantuan' Disqus.

3. Karena bisa blogging WP dari berihitam saya (Blogspot kayanya gak bisa deh) jadi saya bisa blogging dari mobil sekalipun. Ini nih yang paling saya suka, kan kadang-kadang datang inspirasi untuk nulis spontan.

4. Karena di WP bisa pake gravatar, yang mana menurut saya, bikin jadi keren. (di blogspot bisa juga nggak ya? bisa kali ya cuma saya aja yang gak tau?)

5. Karena mungkin saya kerepotan aja harus meng-update 2 blog.

6. Karena saya udah menemukan jawaban untuk 'kekuatiran' saya. Yah toh kehidupan rohani emang bagian dari hidup saya, nggak bisa di pisah-pisahin juga kan? Tapi hal-hal yang berhubungan dengan kekristenan akan saya taruh di bawah category "Christianity".


Jadi, officially.... Blog ini nggak akan saya update lagi.
Mari segera berkunjung ke rumah saya yang baru:

Kerja dengan Senang!

Sebagai sebuah perusahaan fashion retail cukup terkemuka di Indonesia, kantor tempat saya kerja punya segunung baju-baju sample yang harus disingkirkan secara berkala (kecuali kalo mereka mau memenuhi seantero gedung dengan baju-baju itu). Dan sebagai pebisnis luar biasa, membuang barang pun bisa sambil menarik laba. Mereka menyingkirkannya dengan mengadakan bazaar. Ya, baju-baju itu dijual dengan harga sebanting-bantingnya. Bayangkan berbagai baju impor dan lokal dijual dengan harga 15-55 ribu rupiah saja.

Dan beruntunglah saya yang secara geografis selantai dengan bagian Product Development, karena kami dengan 'curang' dan 'rakus'nya bisa milih-milih duluan (plus dikaretin dan dikasih nama buat memastikan nggak diambil orang) sebelum barang-barang ini dilempar ke actual bazaar-nya.

Secara ini barang-barang sample, hampir semua barang cuma ada satu piece untuk setiap model. Jadi semakin terlihatlah ke-brutal-an dan ke-gelapmata-an para wanita ini, termasuk saya. Apalagi waktu sadar kalo salah satu rekan punya selera yang mirip-mirip dan dia ngincer barang yang sama dengan saya, yaitu: DRESS!

Jadilah kami harus mengandalkan kejelian mata dan kecepatan tangan masing-masing, sebelum diambil orang, oh ya plus kelapangan-dada kalo ternyata mata dan tangan kita kalah cepat. Soalnya suasananya udah nggak kalah sama di kulakan Pasar Senen. Tiap dateng karung/kardus baru, dituang ke tengah-tengah, langsung dikerubutin deh. Haha

Overall, saya puas dengan hasil 'buruan' saya, saya dapet hampir semua yang saya incar. Plus saya jadi berasa size badan saya ternyata lumayan proporsional untuk ukuran non-model, soalnya hampir semua baju sample yang ukurannya standar itu, pas di saya *nyolong nyombong*.

Dan pada akhirnya, saya dapet 14 pieces baju (dress, rok, cardigan, tank top, top) plus 6 pieces baju (1 dress, 4 top, dan 2 tank top) untuk si sahabat tercinta (yang rese nitip-nitip... eh engga deh... becanda aja :p) dengan harga yang sangat-sangat-sangat terjangkau

Definitely, saya kerja dengan senang. *sambil mikir gimana nasib gaji bulan ini ya haha*

Tuesday, March 29, 2011

Kerja dengan Bangga

Entah kenapa, saya perhatikan, budaya kita (setidaknya budaya yang terlihat di sekeliling saya selama ini - sebelum dibilang generalisasi) kok cenderung "mengajarkan" untuk mencela-cela identitas sendiri ya?

Waktu jadi siswa/mahasiswa, di antara sesama murid, kita cenderung mencela-cela guru-guru (atau dosen-dosen), pelajaran, sistem kurikulum, ekstra kulikuler, fasilitas, dan entah seribu satu hal lainnya yang punya celah untuk dicela. Lucunya, sebagian besar mereka yang mencela-cela di intern, berubah jadi begitu membela sekolah/kampusnya begitu bertemu siswa/mahasiswa dari sekolah/kampus lain.

Begitu juga ketika kita menjadi warganegara Indonesia. Pasti pernah (kalau nggak mau bilang sering) kita membahas negeri ini dengan sesama warganegara juga. Dan isinya biasanya celaan dan celaan. Dan sama seperti kasus almamater, ketika berhadapan dengan bangsa lain, mendadak kita jadi begitu cinta negeri ini.

Eh bener nggak sih nih? Kalo ada yang nggak setuju, boleh loh sharing. Tapi nggak boleh complain, soalnya ini kan pengamatan saya. (Hahahaha sepihak. :p)

Nah kalo soal perusahaan tempat kita kerja (kantor) rada beda nih kasusnya. Untuk level-level yang tinggi dan mengharuskan untuk "jualan" kayak marketing, manager, owner (tentunya), biasanya sangat-sangat bangga kalau cerita tentang kantornya.

Tapi kalau staff biasa (seperti saya), kecenderungannya malah seperti diharuskan mencela-cela kantornya, nggak di intern maupun ekstern. Akrab nggak sama yang kaya gini:
"Yah... namanya juga *****. Mana ada sih gathering-gathering segala?"
"Wah di *** mah kalo naik gaji 10% mah udah kebagusaaaaaan"
"Betah lu di sini? Yaaah belom tau sih dia...."

Lucunya... banyak dari antara mereka yang ternyata udah stay bertahun-tahun di perusahaan tersebut. Loh loh... kalo emang nggak suka kenapa stay begitu lama, coba?

Nah, omongan-omongan negatif semacam itu biasanya secara otomatis keluar dari mulut pegawai lama ke pegawai yang baru masuk. Saya contohnya. Karena saya *labil* selama 2 tahun lulus sudah mencoba 3 tempat kerja yang berbeda, berarti ditambah pengalaman magang di 2 tempat, saya udah mengalami 5x menjadi 'anak baru'. Berdasarkan pengalaman saya, di tiap kantor pasti ada aja 'tukang kompor' nya. Ya, mereka adalah yang paling bawel ngejelek-jelekin kantor sendiri dalam segala hal, bikin si pegawai baru dan belum pengalaman kayak saya jadi jiper. Karakter mereka umumnya adalah orang-orang yang rame dan ramah sama anak baru. Pendekatan mereka diawali dengan persahabatan. Tapi lama-lama, dengan semangatnya, mereka akan menceritakan yang jelek-jelek tentang kantor, sampai kuping si anak baru panas dan mulai ketakutan, lalu berpikir untuk pindah.

Di tiga tempat saya kerja (setelah lulus), saya menemukan satu orang macam ini di tiap kantor. Dan kalau dipikir, mereka ini lucu-lucu juga. Hehe.

Di kantor pertama, saya bertemu Ms.X yang (kalau nggak salah) udah 2 tahun kerja di sana. Seperti yang saya bilang, dia tipe yang sangat ramah sama anak baru seperti saya. Dia yang ngajak-ngajak saya jalan, ngebandel dengan balik makan siang telat, seru-seruan. Dan dia emang yang paling seru di antara rekan kerja lain yang usianya cenderung lebih tua dan lebih kalem. Tapi seiring waktu, tiap kali jalan, saya jadi gerah karena dia kerjanya ngomongin yang negatif tentang boss-boss dan kebijakan-kebijakan kantor melulu. Sementara saya sih emang dari awal kurang sreg sama kantor ini, jadinya tanpa dia cerita pun saya udah rencana gak lama-lama di situ. Waktu saya bilang mau resign, dia yang amat mendukung.

Di kantor kedua, saya ketemu Ms.Y yang baru 6 bulan kerja di sana. Sama seperti Ms. X, dia juga salah satu yang paling ramah sama saya, ngajak saya jalan, seru-seruan, dan ngebandel. Tapi, sama Ms.Y ini saya kurang cocok (secara karakter), dan saya cenderung kurang percaya sama omongan dia. Menurut saya dia emang orangnya suka lebay (berlebihan). Nah kalo dia ini spesifik selalu ngomong yang negatif tentang boss kami. Sementara boss kami juga ngomongin hal yang negatif tentang Ms. Y ke saya. Rusuh ya? haha. Yah, pada akhirnya, Ms.Y bener-bener resign, mendapat pekerjaan yang lebih baik untuk dia. Dan beberapa bulan berikutnya saya menyusul karena memang sudah merasakan hal-hal negatif yang sering diomongin Ms.Y, tapi terutama karena saya tiba-tiba dapat tawaran kerja di kantor ketiga (kantor saya sekarang) yang lebih menarik (tanpa saya apply ke sana).

Nah, yang paling unik ada di kantor saya sekarang, sebut saya Ms. Z. Di hari pertama saya masuk kerja, meja dan komputer saya belum siap, jadinya saya nebeng meja dia, nganggur seharian. Selama itu, dia sangat manis pada saya. Sepanjang hari dia menceritakan semua hal positif tentang kantor, kebijakannya, dan kebaikan boss kami. Pokoknya dia membuat perusahaan ini terdengar sempurna. Tapi di hari berikutnya, seolah dia berubah jadi orang yang berbeda. Dia menunjukkan muka nyinyir tiap kali ngebahas perusahaan ini. Dia menceritakan segala hal negatif. Bahkan dia ngeledek rekan kerja kami yang masuknya 2 minggu sebelum saya seolah ingin berkata: "Sukurin lo masuk sini!". Dan nggak sampai sebulan setelah saya masuk, dia resign dengan tidak baik-baik (nggak baik-baiknya kenapa, nggak perlu saya ceritakan deh ya... nanti jadi gosip doang. Hehe).

Lalu saya gimana? Buat saya sih, semua perusahaan juga pasti ada positif dan negatifnya. Nggak mungkin ada perusahaan yang jelek semua, buktinya ada aja kan orang-orang yang bertahan di sana? Dan nggak mungkin juga ada perusahaan yang bagus semua, pasti ada kekurangannya juga. Buat saya pribadi, yang penting kerja di situ bisa bikin saya merasa nyaman dan bangga. Ya, kebanggaan adalah hal penting buat saya, at least sekarang ini.

Dan saya baru 4 bulan di tempat sekarang, tapi saya hepi dan bangga. Banyak hal negatif yang saya alami, tapi yang positif juga banyak. Yang terutama, bekerja sebagai desainer untuk sebuah brand yang adalah brand fashion product favorit saya di masa abege, bikin saya ngerasa bangga. Apalagi ini brand lokal, sesuai dengan idealisme saya, bangga dengan produk lokal yang berkualitas setara produk luar. Jujur, saya masih enggan 'menunjukkan' rasa bangga ini di antara teman-teman kantor yang rutin menjelek-jelekkan kantor sendiri. Tapi melalui posting hari ini, saya bisa menyatakan.

Saya bangga jadi desainer Colorbox :p

Sunday, March 6, 2011

Errr.... Salah!

Saya hampir saja berpotensi (di-bold, sebelum di bilang geer: "siapa juga yang mao gosipin lo? hahahahaha) menjadi bahan gosip baru satu almamater. Haha

Jadi ceritanya, semalam saya, Mas Ben, dan keluarganya pergi ke salah satu mal di bilangan Jakarta Utara *sok misterius*. Keluarga Mas Ben yang ikut termasuk Pia (adiknya Mas Ben) dan pacarnya (Charli). Setelah dinner, kita jalan-jalan di daerah pernak-pernik abege. Mas Ben -seperti biasa- nggak suka liat-liat barang-barang wanita, dan langsung duduk aja begitu ketemu bangku. Pia dan Charli, dan Yosi (sepupu Mas Ben) muter-muter bertiga, sementara saya masuk ke salah satu toko di daerah sana.

Di toko itu saya ketemu seorang teman SMA saya yang lagi jalan-jalan sendirian. Saya nggak dekat sama dia waktu SMA, kita cuma saling tahu nama aja. Dia malah sempet bengong pas ketemu saya sampe saya manggil duluan. Trus, seperti biasa, terjadilah percakapan basa-basi:

Dia: "Lo sama siapa? Sendirian?"
Saya: "Oh nggak, gue sama cowo gue. Lo sendirian?"
Dia: "Nggak, sama adek gue, dia lagi potong rambut di bawah"
Saya: "Ooh... (tiba-tiba Pia dan Charli lewat, mereka berdua jalannya agak misah, dan saya langsung reflek nunjuk) nah tuh si Charli!"
Dia: (hening sedetik, lalu bergumam) "ooooh....." (lalu melambai ke Charli)

*Oops....*

Sebelum lanjut, mari saya jelaskan. Jadi si Charli ini teman SMA saya juga (dia kenal Pia juga secara nggak langsung dari saya -jelasnya, baca di sini-), makanya saya nunjukkin dia ke temen SMA saya yang nggak sengaja ketemu ini. Nah jaman-jaman dulu itu saya sempet digosipin "ada apa-apa" juga sama si Charli oleh beberapa orang. Waktu saya bilang saya pergi sama cowo saya, trus dilanjutkan dengan nunjuk si Charli, dan dilanjutkan dengan 'awkward ooh' dari dia, saya jadi feeling ada yang salah nih....

Jadi selanjutnya, langsung saya luruskan:

Saya: "Iya, si Charli jadian sama adenya cowo gue"
Dia: "Oh... ya ampun, dunia sempit ya"

Yes, it's a small world, indeed

Wednesday, March 2, 2011

Dilema

BBM antara saya dan dia:

Mas Ben: “Tanggal 12 kita ada acara, nggak?”

Saya: (sambil kerja) “Kita? Nggak kayanya. Emang kenapa?”

Mas Ben: “Gak apa-apa. Bukannya mau ke tempat Sarno? (nama seorang anak penderita kanker di Rumah Kita. Saya dan teman-teman gereja rencannya mau ke sana di tanggal 12 – red)”

Saya: “Oh iya sih. Tapi kan belom pasti, belom ada konfirmasi dari pengurusnya”

Mas Ben: “Oh gitu. Ya udah”

Saya: “Emang kenapa sih?”

Mas Ben: “Gak apa-apa.”



Dan saya kembali sibuk *pura-pura* kerja (hehe – nggak ding, kerja beneran kok) di kantor, dan segera lupa dengan pembicaraan itu.

Malamnya, abis pacaran sama cowonya (haha – nggak kok, teman akrab kami ajah) dia menyempatkan diri mampir ke rumah saya, sambil bawa....

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

JENG JENG JENG....

.

.

.

.

.

.

.

.

.


Bukan bawa brochure ini sih, tapi bawa tiketnya. Hehe. Tiket Teater Koma: “Sie Jin Kwie Kena Fitnah”, tanggal 11 Maret 2011. Tiketnya dia yang pegang dan saya belum sempat foto. Nanti saya ganti deh fotonya.

Nah, ini nih tiketnya


WHOAAA.... Senang!!!

Sejak tahun pertama pacaran, kami emang nggak pernah absen nonton Teater Koma setiap tahun, tapi baru kali ini dia beliin tiketnya dengan penuh inisiatif tanpa ngomong dulu sama saya.

Dan, karena nggak ngomong dulu, tanggalnya ternyata bertepatan dengan PerAng (Pertemuan Angkatan) yang bakal dibikin di tanggal 11-12 Maret, dan yang seharusnya saya bantu koordinir. Yah tapi karena ganti tempat ke Jakarta, dan sekarang diurus si Bu Inggrid, saya technically bisa absen sih. Tapi kan saya rindu Givers juga.....

Tapi bagaimana mungkin saya menolak hadiah kejutan yang terjadinya once in a million ini? Hehehehehehehehehehehehe

Jadi, dengan ini, terimalah permintaan maaf saya, Givers. Saya akan menyusul Sabtu pagi *sambil hapus air mata*

Tuesday, March 1, 2011

Keinginan Hati



dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. (Mazmur 37:4)


Bukan pertama kali sih denger ayat ini. Tapi ayat ini dicetuskan sama si Glory untuk menanggapi cerita saya sekitar satu bulan lalu. Waktu itu saya baru aja tahu kalo mimpi saya tentang suatu hal yang penting dalam hidup saya, suatu hal yang saya inginkan dari kecil tapi saya rasa nggak akan tercapai karena satu dan lain hal, ternyata akan terwujud. Belum terwujud sekarang, tapi ada titik sangat cerah untuk mewujudkan itu. hehehehe sorry, detilnya hanya untuk kalangan terbatas.

Lalu setelah itu, saya seperti berkali-kali diingatkan sama ayat itu. Pas lagi baca buku ada ayat itu, terus di situasi lain juga tiba-tiba ada ayat itu, sepertinya ayat itu kayak muncul-muncul terus di sekitar saya, walaupun saya nggak khusus baca bagian perikopnya.

Aneh, padahal sebelumnya, saya bener-bener jarang nemu ayat itu.
Saya jadi mulai bertanya-tanya dalam hati. Biasanya kalo ada sesuatu (apalagi ayat!) yang muncul-muncul terus, mau ada apa-apa nih yang nyangkut isi ayat itu. Tapi aneh, biasanya yang kaya gitu kan ayat yang isinya perintah atau teguran. Ini malah ayat 'hepi-hepi'. haha. Saya sih nggak lanjut mikirin.

Lalu kemaren,
Seseorang hubungin saya nawarin sebuah pekerjaan freelance di sebuah tempat, sebut aja X. Dan beberapa waktu belakangan saya sering banget nyebut-nyebut X ini. Saya baca tentang X ini udah lama, tapi entah kenapa baru beberapa waktu belakangan sangat ingin ke sana. Sampe waktu planning liburan bareng keluarga si pacar, saya juga sempat memperjuangkan tempat ini (tapi mereka gak mau... hiks). Eeeeeh ini malah ditawarin, dibayarin akomodasi dan transportasinya (walau fee-nya serelanya karena yang kasih job orang dekat). Yah memang sih belom tentu project ini beneran saya dapetin. Tapi yah, saya sih udah seneng aja kayak dikasih hadiah sama Tuhan. Kalo nanti ternyata nggak dapet juga gapapa deh. Rasa senang yang sekarang udah terlalu memabukkan. Suatu saat saya sepertinya akan ke sana juga walau dengan biaya sendiri *pedejaya

Lalu sore ini,
Ayat ini teringat kembali. Jadi ceritanya, setelah melalui proses penyusunan skripsi yang cuku panjang karena dipenuhi halang rintang dari luar, si pacar udah ngumpulin skripsinya di akhir bulan lalu dan sejak itu mulai nganggur sambil nunggu jadwal sidang yang harusnya keluar kemarin. Nah, sekitar dua minggu lalu saya sambil bercanda, bilang ke pacar: "Mas Ben, kamu jangan nyantai-nyantai ya. Aku sih udah doain kamu biar dapet sidang awal-awal loh, dan biasanya doaku suka dikabulin loh." *rese ya saya

Hehe. Saya waktu itu beneran doain loh. Kenapa? soalnya si pacar udah bawel pengen cepet-cepet kerja, dan dia udah cukup kesel karena skripsinya harus molor cukup jauh (yang berarti lulusnya juga molor) dari target dia. Makanya saya memang doain sungguh2 waktu itu tiap malem.

Dan tahu nggak? Sore ini jadwalnya keluar. Dan dia dapet HARI PERTAMA di GILIRAN PERTAMA.

Astaga, Pacar Pertamaku itu ngabulin keinginan hati kok ya nggak kira-kira? Hehe. Maaf ya, Mas Ben, jadi ikut 'terseret'. Hehe (kamu seneng apa enggak ya sebenernya?)

Pacar keduaku, Mas Ben, selamat mempersiapkan diri. Jangan lupa rajin berdoa juga ya. Inget-inget Mazmur 37:4.






Thursday, February 24, 2011

Using Disqus

Begini permasalahannya....
Saya kurang suka ngeliat comment dengan nama Anonim (atau Annoynimous) dan saya tahu sebagian besar melakukan itu bukan karena sengaja, tapi emang karena bingung aja gimana komen dengan pake ID sementara mereka ga punya Google ID.

Jadilah saya (setelah browse mana yang paling nyaman buat pembaca) menggunakan fasilitas komen dari Disqus.

Sebagai konsekuensinya, semua komen dari teman-teman selama ini jadi ngilang *nangis bombay.
Yasudahlah, kalo kata orang tua zaman dulu: demi masa depan yang lebih baik.

Hehehehe

Jadi, teman-teman pembaca nan budiman (kalo bener emang ada yang baca), silahkan di komen, yang banyak ya... bisa milih mau pake akun apa aja.

happy reading

Wednesday, February 23, 2011

A Love Story




Alkisah, hiduplah seorang gadis remaja di sebuah kota besar. Gadis ini gadis biasa, baru saja lulus SMP dan melanjutkan ke sebuah SMA swasta. Gadis ini penuh semangat, cerdas, tapi agak jutek, terutama kepada lawan jenis. Mungkin ia takut (atau pernah) dikecawakan? Entahlah.

Yang jelas, di kelas barunya di SMA, ia berkenalan dengan seorang remaja pria, yang ternyata salah satu sahabat dari anak laki-laki yang pernah menyukai si gadis di masa SD. Di awal perkenalan, indera keenam si gadis bekerja, ia merasa suatu saat si remaja pria akan menyukai dirinya. Yah seperti nama buskota, si gadis ini pedejaya.

Di awali dengan pertemanan penuh saling cela dan hina, berlanjut saling mengirim SMS, mulai teleponan sesekali, hingga suatu hari si remaja pria -tanpa penembakan, melainkan hanya- menyatakan perasaan.

Tanpa penembakan, si gadis remaja merasa tidak perlu merespon apa-apa. Lagipula tidak ada perasaan lebih daripada kasih seorang teman bagi si remaja pria. Sementara si remaja pria yang melihat tidak adanya respon positif, berniat mundur. Lagipula di lubuk hatinya sepertinya ia segera sadar perasaan itu hanyalah cinta monyet semu biasa, hingga ia tidak melanjutkan usahanya.

Lulus SMA, mereka menempuh jalur hidup mereka masing-masing. Melanjutkan studi di dua universitas yang berbeda. Sesekali kontak, semakin lama semakin hilang, lalu tidak sama sekali. Si gadis (bukan remaja lagi, karena itu kita sebut ia sekarang 'wanita') menemukan pria pujaan hatinya, begitu pula si (bukan remaja lagi) pria menemukan pacar pertamanya.

Kalau sampai di sini kalian mengira ini kisah cinta antara si wanita (gadis remaja) dengan si (remaja) pria, dan suatu saat mereka akan bersatu layaknya sinetron-sinetron tujuh season itu, pastikan kalian menyimak lanjutannya.

Suatu hari, tidak jelas karena apa, si wanita dan si pria kembali kontak lewat dunia maya. Si wanita sedang begitu bahagia dengan pria pujaan yang jadi pacarnya, sedangkan si pria ternyata dalam proses mengakhiri hubungan dengan pacarnya. Sebagai teman yang baik, terkadang si wanita menghibur si pria.

Hingga suatu saat, si wanita mendapat SMS dari adik perempuan pria pujaan hatinya, seorang gadis remaja (jangan bingung, baca pelan-pelan aja :D). Si gadis remaja adalah anak yang manis, seorang pelajar SMA. Hari itu si gadis remaja memberitahu bahwa ada SMS yang ditujukan untuk pacar kakaknya (si wanita) yang salah masuk ke nomornya. Ternyata itu adalah SMS dari si pria.

Si wanita segera memberitahu kesalahan ini kepada si pria. Si wanita memang pernah menggunakan nomor si gadis remaja untuk mengirims SMS pada si pria. Si pria meminta maaf sambil menyimpan nomor si wanita yang sebenarnya.

Tapi entah kenapa, beberapa waktu kemudian si pria kembali salah mengirim SMS ke nomor si gadis remaja tanpa sengaja. Si gadis remaja kembali memberitahu ke si wanita. Kali ini dengan sedikit kesal. Sungguh aneh, mengingat si pria sesungguhnya bukanlah seorang yang ceroboh.

Malam itu, si wanita mentertawakan kecerobohan si pria di dunia maya, dan memberitahu bahwa nomor yang dia SMS adalah nomor si gadis remaja, adik perempuan dari pria pujaan hatinya.

Malam itu juga adalah malam kesekian si pria menyatakan keinginannya untuk segera memiliki kekasih (lagi). Dengan ringan, tanpa maksud apa-apa, dan setengah bercanda, si wanita menyarankan si pria untuk mengajak si gadis remaja berkenalan.

Lalu...

Setelah meniliki melalui sosial media luar biasa bernama Buku Muka (ya, Facebook :p), si pria mulai serius melancarkan serangan berkenalan. Mulai dari Facebook, SMS, chatting, sedikit demi sedikit, dari sesekali hingga setiap hari...

Lalu berlanjut ke percakapan lewat ponsel, lalu berlanjut ke depan layar 21, lalu berlanjut ke kunjungan-kunjungan ke rumah.

Hingga akhirnya, singkat cerita, si pria dan si gadis remaja menjadi sepasang kekasih.

Jadi kalau kalian berharap si gadis remaja dan si remaja pria di masa lalu akan bersatu, oooh sayang sekali. Tidak ada yang menulis cerita cinta seunik Dia kan? :p



Dedicated for the two lovebirds out there. (you'll know who you are if you read this :p). Congratz! May you two have a great relationship that glorifies The One that writes your love story.

Thursday, February 17, 2011

Setelah Dua Tahun

Setelah dua tahun lebih (sepertinya-tidak yakin tepatnya) adem ayem tanpa pertengkaran, perdebatan, dan ngambek-ngambekan berarti, pada suatu malam akhirnya si wanita murka juga. Dan bisa ditebak, pasang aksi mogok bicara dengan durasi sehari semalam (saja).

Lalu beginilah percakapan antara Si Wanita (SW) dan Mas Pacar (MP) di BBM di malam hari berikutnya.

SW: Udahan yuk musuhannya. Cape nih. Besok juga ketemu, ga guna dong.
MP: Emang siapa yang lagi musuhan?
SW: Lah, aku, kan lagi musuhin kamu
MP: Oooh jadi gitu ya? yaudah baikan dong baikan...
SW: Susah baikannya di sini. Gak ada kelingking. Adanya jempol doang nih -------->
MP: Yah udah deh...

We are cute couple. Yes, we are. (pede abis)

Friday, February 11, 2011

Ganti Baju

Terus terang, saya orang yang paling malas ganti baju *oops
Hahaha, bukan ganti baju beneran, tapi 'ganti baju' blog.

Gak kaya temen-temen blogger saya yang lain, saya malas berepot-repot-ria cari template dan design yang bagus. Apalagi saya desainer grafis, kadang kalau pakai karya orang lain suka jadi berasa malu hati. Bisa desain tapi kok nggak bikin sendiri *blush.

Tapi ya akhirnya, saya ganti baju juga. Background diambil dari Shabby Blogs
Sedangkan Headernya saya buat sendiri. Fotonya difotoin pacar saya setahun lalu. Waktu itu saya emang udah niat ganti header dengan kreasi foto saya yang lagi pose bikin bentuk hati, sesuai nama blog ini.

Tapi ya niat tinggal niat... baru jadi setahun kemudian.
dan dengan header ini, saya menahbiskan dan meresmikan diri saya sendiri sebagai wanita narsis. Hiks

Oh iya. Kenapa background ini yang saya pilih? Kalau kalian pembaca setia blog saya, kalian pasti tahu kenapa. Coba baca ini dulu.

Yes. Karena Eropa (salah satunya Prancis) adalah salah satu obsesi travelling saya.
Jadi sekalipun design-nya sederhana, saya pilih ini sebagai bentuk doa (dan iman) saya bahwa saya akan bulan madu ke Eropa.

Doakan yaaaaaa!!! (meridnya aja belom dipikirin. Udah mikir honeymoon. haha)

Nah kalau header-nya.... orang-orang dekat saya mungkin agak heran kenapa header-nya kaya gitu, sepertinya bukan saya banget (wanita cantik dan feminin tapi tidak girly *howex :p)
Yah... menyesuaikan dengan tema kali ya... dan mood menjelang Valentine *jiaaaah.

Ah malam hari memang saya semakin segar dan banyak oceh.

Enjoy!

Tuesday, February 1, 2011

My Obsession - Evaluation Part 3

Sekali lagi, di tengah iseng-iseng sehari sebelum CNY, mari kita evaluasi obsesi saya.

16 April 2005, saya menulis obsesi-obsesi dari kecil. Mau baca? Klik di sini

10 Mei 2007, saya evaluasi obsesi-obsesi itu. Mau baca? Klik di sini

11 September 2008, saya evaluasi sekali lagi, dan menemukan fakta-fakta mengejutkan dalam hidup! Mau baca? Klik di sini

2 Februari 2011 - Hari ini - iseng-iseng mengevaluasi lagi obsesi-obsesi saya jaman dulu itu. Jaraknya udah 6 tahun dari pertama kali obsesi itu saya tulis dan 3 tahun dari terakhir di-evaluasi. Terus terang, membacanya sekarang bikin saya heran.

Btw, kayaknya kegiatan evaluasi ini akan saya lanjutkan terus deh hingga....entah hingga kapan, sampai terlalu panjang dan space nya gak muat mungkin? Soalnya ini bikin saya bisa ngeliat gimana hidup dan pemikiran saya berkembang (dan berubah) seiring waktu.

Keterangan:

teks warna hitam adalah tulisan tanggal 16 April 2005

teks warna hijau adalah evaluasi tanggal 10 Mei 2007

teks warna merah adalah evaluasi tanggal 11 September 2008

teks warna biru adalah evaluasi tanggal 2 Februari 2011


Mo tau obsesi gw dari kecil...???


1. Punya rambut panjang
Rambut gw 2 th blakangan mang udah panjang, malah sempet sampe pinggang...

Sekarang rambutku udah pendek lagi, sempet nge-bob super pendek, tapi sekarang lagi dalam proses pemanjangan lagi, atas permintaan pacar dan kebosanan diri sendiri. hehe

Setelah berhasil memanjangkan rambut di masa SMA (dari kecil sampai SMA selalu pendek, maksimal sebahu), saya jadi labil urusan rambut. Digital perm, highlight, panjangin rambut hingga sepinggang, potong poni ala Dora, lalu panjang lagi sepinggang, lalu bob lagi, lalu asimetris ala Rihanna, dst. dalam 1 tahun bisa berkali-kali ganti model rambut ekstrem. Track record bisa dilihat di account FB saya, rambut saya beda-beda di banyak foto. Recent hairstyle saya adalah acakadut, bekas rambut pendek yang sedang dipanjangkan - atas permintaan pacar.


2. Punya rambut ikal

Juni 2005, gw sempet kriting rambut...jadi ikal deh... tapi sekarang uda lurus lagi

Masih kepengen sih, palagi tadi liat cewe berambut ikal keren gitu di bus. Tapi ogah kalo harus gulungin rambut tiap hari. Mmm tau tempat keriting rambut yang cukup murah tapi bagus?

Haha, ini next hairstyle saya sepertinya. Udah diniatin, begitu ini rambut cukup panjang untuk di-keriting, akan segera saya lakukan! yeay!


3. Skolah di luar negeri

Skrg sih gw di DKV UPH, ga kesampean skul di luar negeri ampe skarang. mang ga ada niatan buat lanjutin skul sih, tapi obsesi ini masi bisa kesampean...

Sekarang, sedang bener-bener dalam perencanaan, untuk ambil S2 di bidang yang tidak aku bayangkan sebelumnya. Aku sedang dalam tahap mendoakan dan menggumulkan keputusan ini.

Saya rasanya hampir nggak ada keinginan untuk sekolah lagi setelah lulus S1. Masih ada sedikit keinginan untuk merasakan hidup di luar negeri. Tapi itu rencana jangka panjaaaaan sekali. Belum tega meninggalkan orangtua di rumah.


4. Bisa hidup mandiri

Mmm... skrg sih ngontrak rumah, jauh lebih mandiri drpd dulu...tapi buat dapet label 'mandiri'....masih jauuuh banget deh kayanya...hehe

Tetap masih jauh untuk boleh menyandang gelar 'mandiri'.

Mulai wondering, yg dulu saya maksud mandiri waktu nulis obsesi ini tuh apa ya? Err... kalo menurut ukuran saya sekarang, saya cukup optimis sudah mampu hidup mandiri kalau mau. Tapi saya belum memilih pilihan itu, cukuplah sementara waktu jadi anak ortu yang baik, hingga waktunya dibawa keluar rumah oleh suami saya nanti.


5. Kerja sambil kuliah

Hehe...pada kenyataannya gw ga sanggup, n ga brani ambil risiko. Kuliah aja dah bikin gw 'jungkir balik'...

Wow! Sekarang sudah terjadi. Aku sekarang semester 7 dan mulai mendapat penghasilan kecil-kecilan dari terima job desain freelance. Tentunya belom bisa buat biaya hidup, sih. Buat jajan aja masih kurang. Hiks.

Masa kuliah-nya udah lewat jadi apa lagi yang bisa dibahas. And yes, I did. Di semester-semester akhir masa perkuliahan, saya udah terima beberapa job walau nilainya nggak terlalu besar.


6. Ngelesin pelajaran ke anak SMP
Ini juga blum kesampean... masih mungkin sih kejadian, tapi gw kok kayanya uda lupa plajaran anak SMP. N makin ke sini, gw makin ngerasa ga bisa ngajar. Ntar kesian anaknya...hehe

Udah nggak berminat cari duit dengan ngelesin. Mending terima job desain aja deh.

Ngelesin? Haha. Beberapa waktu belakangan, malah mulai memikirkan karier sebagai guru beneran di sekolah beneran - guru desain grafis tentunya. Dan pas-pas-an tadi di jam makan siang baru membahas profesi ini dengan teman-teman kantor. Kok jadi kepikiran dan mulai kepingin lagi ya? Yah... saya doakan dan gumulkan dulu deh.


7. Punya cowo yg bedanya 4 ampe 8 tahun!!!
Haha....boro-boro 4-8th... malah dikasih yang... hahaha... no comment

Haha... ketawa aja deh... aku masih bersama pacarku yang lebih muda 8 bulan itu... hmmm

Obsesi yang lucu. Oke, pacar saya nyaris 4 tahun ini malah lebih muda 8 bulan, dan satu angkatan di bawah saya. Tapi kehadirannya membuat saya sangat bersyukur. So, ga penting lah ya 4 th atau 8 th itu.


8. Punya cowo umur 17

Wah...sudah lewat beberapa tahun dari obsesi masa kecil...

Ini mah nggak akan berubah ya...

Tutup kasus aja deh, umurnya udah lewat. Saya pertama kali punya pacar tepat di usia 20 tahun. Tapi jadi bersyukur nggak pacaran di umur 17. Masih sangat kurang dewasa, dan nanti jadi luamaaaaaa banget pacarannya.


9. Married umur 25 hahaha

Masih 5 th lg sih...tapi obsesi ini perlu saya tinjau ulang sepertinya...hahaha

Semakin tidak mungkin, melihat rencana masa depan dan keuangan kami berdua, sepertinya nggak mungkin merid dalam waktu 4 tahun. (Padahal masih obsesi sih)

Still in my prayer. LOL


10. Jadi langsing

Mmm...uda lebi langsing daripada dulu sih...blum sesuai obsesi kayanya sih, tapi skrg mah uda ga peduli2 bgt...

Sejak semester 6 (yang rada nyantai itu), beratku naik 2 kg. Hiks. Besok aku baru aja mau mulai program weight-loss dengan treadmill minimal 3x seminggu dan ngurangin makan malem. Wish me luck!

Haha bingung lagi, apa definisi langsing saya waktu itu ya? Selama kuliah berat saya turun cukup banyak dan saya merasa cukup langsing sih. Pas lulus, berat saya naik 4 kg. Satu bulan terakhir saya memang diet karena takut bablas naik terus, dan udah turun 2 kg. Ga terlalu obsesi untuk nurunin ke angka tertentu, tapi pengen juga balik ke angka pas kuliah, which is 2 kg lagi.


11. Punya kerja yg bisa gw lakuin di rumah (biar bisa ngurus anak...haha)

Wah... liat beberapa tahun lagi...

Job desain yang sekarang-sekarang ini diekerjain di rumah kok. Tapi buat sumber penghasilan nantinya... mmm semoga bisa kejadian.

Saya punya 2 pekerjaan saat ini. Err... 3 menjelang 5 sih sebenarnya. *halah. Satu pekerjaan di sebuah perusahaan fashion retail lokal yang cukup ternama. Satu pekerjaan lagi sebagai desainer freelance di sebuah perusahaan MLM yang menjual fashion products. Satu lagi sebagai desainer freelance bersama si pacar di bawah naungan graphic house & photography kami sendiri, "Bendi Art". Yang dua lagi adalah dua rencana bisnis kecil-kecilan bersama dua teman yang berbeda, tapi masih dalam konteks wacana. What else could I wished for?


12. Jadi fotografer

Liat beberapa th lagi juga.... n yg ini harus banyak blajar....ternyata gw kurang berbakat di bidang fotografi

Wah obsesi ini semakin jauh. Ternyata minat fotografi ku hanya euphoria sesaat.

Belum lama ini jadi fotografer bareng si pacar di bawah "Bendi Art" yang saya sebut di atas. And It was fun! Saya menemukan lagi minat fotografi saya. Err... jadi ingin belajar lebih serius.


13. Ngajar anak2 terlantar

Ini obsesi yg 'ngomong doang'... Skrg uda dikasi sarana n tempatnya secara reguler, tapi gw nya yg males...payah...malu ma diri ndiri...

Dina, kapan mau mulai bimbel?!

Belum dilakukan. Dan minat pelayanan di bidang ini makin hilang. Sekarang lebih terpanggil bantu para remaja dalam pergaulan mereka.


14. Jadi relawan

Relawan kemana?! blum pernah tuh. Pada kenyataannya, gw terlalu malas n egois bwt jadi relawan. Tapi bukan ga mungkin Tuhan bakal ngubah gw n bner2 'cemplungin' gw jadi relawan suatu hari nanti...hehe

Mmm... belum menjebloskan diri nih...

Relawan macam apa ya? tapi untuk yang ini saya juga udah nggak terlalu merasa terpanggil. Rasa takut saya lebih besar untuk jadi relawan. Takut nggak tahu harus gimana dan ngomong apa. Sudah terjebak di comfort zone. Tapi someday I will push myself to do it.


15. Jalan2 ke Eropa

Blum kesampean.... masih kepengen sih...pengen banget...tapi mahal euy!

Haha... 2 bulan lalu temenku nyuruh aku meng-amin-i, 'aku akan bulan madu ke Eropa!!"

Will be done! *kata-kata iman. haha Yah untuk yang ini, benar-benar saya bawa dalam doa kira-kira setahun belakangan, diikuti juga dengan tindakan iman dengan menabung dan investasi di mana-mana. Saya akan bulan madu ke Eropa. *amin.


16. Kerja di advertising

Kita lihat bebarapa tahun lagi...tapi skrg ini sih gw emoh kerja di advertising...pgen di majalah aja...ato buka usaha ndiri

Wow! Baca yang ini aku sempet shock. Aku nggak inget dulu punya obsesi kayak gini. Sekarang ini aku lagi magang di advertising. Tapi buat masa depan, aku nggak mau menggantungkan penghasilan di bidang ini. Bisa menelantarkan suami dan anak-anakku nanti. hehe

Pekerjaan pertama saya adalah in-house graphic designer selama 5 bulan. Lalu pindah ke sebuah advertising kecil selama 7 bulan. Lalu pindah ke tempat yang sekarang. Saya suka kerja di advertising tapi nggak berminat menjadi bagian darinya. Terlalu panjang kalau dijelaskan di sini.


17. Jadi guru Sekolah Minggu

Blum kesampean...mungkin 2-3 th lagi niy...

Masih 'terjebak' di Korem, tunggu 2 tahun lagi...

Sudah lewat 3 tahun dari terakhir di-evaluasi. Sekarang saya 'terjebak' di Kompa. Haha. tapi saya masih ada kerinduan di sini dan kadang-kadang kalau inget masih didoakan *jujur. Walau sebenernya ada rasa sekarang beban saya lebih ke remaja.


18. Belajar psikologi

Yah...baca2 buku aja deh saat ini...mang ga berniat kuliah psiko juga sih...gatau ya ke depannya gimana.

Belajar informal aja deh yaaaaa

Ga ngerti definisi belajar psikologi apa. Tapi saya memang sampai sekarang suka baca buku-buku yang berhubungan sama psikologi. Dan suka ngobrolin topik ini. Jelas, udah gak jadi obsesi.


19. Jago musik

trrt....spertinya susah dicapai...

Udah nggak pengen jago musik, udah desperado kali ya...

Satu bulan lalu saya 'meniatkan' diri untuk les piano lagi. Sayang rasanya dasar piano saya nggak terpakai. Dan agak memikirkan ingin bisa ngajarin my future kids nanti. Sekarang lagi berusaha mengatur waktunya. Hopefully 6 bulan lagi saya udah bisa mulai les.


20. Bisa web design
Skrg blum bisa, tapi masih ada kesempatan...smangat!

Bisa, tapi belom jago. Dan ternyata kurang berminat ke sana.

Pengen bisa sih, tapi udah nggak tertarik untuk ngejar hal ini. Kalo bisa disulap sih boleh deh/



Mau komen apa ya? Saya hanya merasa tambah dewasa dan amazed bagaimana 6 tahun bisa mengubah saya sedemikian rupa. Jujur, semakin dewasa, apalagi setelah lulus kuliah, arah hidup semakin terasa tidak jelas. Tapi semakin saya mencari kehendak-Nya, saya sadar ketika saya fokus pada Dia, kebimbangan dan kebingungan saya tentang masalah-masalah masa depan di dunia semakin pudar. Saya tidak perlu tahu ke mana Dia akan menuntun saya. Saya hanya perlu maju selangkah demi selangkah mengikuti arahan-Nya. Nanti, di suatu saat di masa depan, barulah saya akan menengok ke belakang dan bersyukur atas karya-Nya dalam hidup saya.

Soli Deo Gloria

Thursday, January 27, 2011

The Sweetest Thing - 2





Latar Belakang


Selama 3,5 tahun pacaran, saya nggak pernah bareng sama si pacar (kedua) soalnya keluarganya punya tradisi makan malam tahun baru, begitu juga dengan keluarga saya. Jadi kami masing-masing nggak mungkin absen. Tapi malam tahun baru 2011, acara keluarganya dipindah ke tanggal 30 Desember 2010, jadi di malam tahun baru, dia bisa spending the new year's eve with me. Si pacar kedua, dari dulu, paling nggak suka jalan-jalan keluar di malam hari (gelap katanya - alasan aneh - sangat nggak romantis). Dan dia juga nggak suka keramaian (pernah bete banget pas diajak paksa ke Monas di malam minggu sama saya dan teman-teman kami - hehe).

Tapi malam ini, dia berbaik hati, rela memenuhi impian picisan saya - melihat kembang api tahun baru bersama pacar di tengah keramaian. :P


Situasi

Jam 23.00, kami sudah sampai di sebuah pusat keramaian di dekat daerah tempat tinggal saya. Dan sebutan saya 'pusat keramaian' benar-benar nggak main-main. Benar-benar PUSAT KERAMAIAN!. Ramai banget, untuk jalan aja susyaaaah. Resto dan kedai yang biasanya hidup segan mati tak mau saking sepinya, malam itu tak bersisa bangku dan mejanya.

Kami berdua kelelahan dan kegerahan dengan situasi itu. Saya sampai ngajak si pacar pulang, tapi tinggal setengah jam lagi menuju countdown. Sayang rasanya. Akhirnya kami masuk ke sebuah kafe, kebetulan ada bangku yang kosong sekalipun di luar dan gerah banget.

Saya dan dia memesan cocktail (with alcohol) dan fruit punch (non-alcohol), untuk di-share berdua. Fyi, kami berdua sama-sama suka alkohol. Waktu nunggu pesanan, muncul dua pasang suami-istri paruh baya (salah satu di antaranya berkerudung), minta ijin share meja dengan kami.

Dengan manis, si pacar langsung mempersilahkan, sambil menenangkan saya yang menunjukkan ekspresi keberatan, "Udah, nggak apa-apa bareng." (obviously, dia punya kemurahan yang lebih besar dari saya *blushing* yang nggak ingin impian picisan-nya di share dengan orang lain).

Dan selama itu, si pacar dengan santai nya langsung bisa ngobrol sama om-tante ini (hal yang sangat sulit saya lakukan dengan orang nggak dikenal. Memang opposite attraction).

Karena si pacar banyakan ngobrol, saya jadi lebih banyak minum. Dan waktu saya tawarin si cocktail ke pacar, dia seringan nggak maunya. Dia cuma coba dikit aja (padahal dibanding saya, dia lebih suka alkohol).

Ketika si cocktail tinggal sedikit, saya setengah becanda bisikin pacar: "Ini si Om dan Tante pikir: ini cowo baik-baik pacaran sama cewe gak bener, udah bajunya rada terbuka (waktu itu saya pakai celana pendek dengan jaket. Ga gimana-gimana sih. Tapi terbuk kalo dibandingin sama si tante-tante hehehehe), doyan minum alkohol pula."


Yang dia lakukan...

Si pacar langsung ambil gelas cocktail dan menghabiskan cocktail yang tersisa, sambil ngomong "Kita kan minumnya bareng."

Obviously, dia ingin memberikan image yang baik tentang saya. Walau mungkin sebenernya si Om-Tante nggak mikirin itu, yang terpenting si pacar berusaha membuat saya nyaman dan nggak merendahkan diri. :D

The sweetest thing from him. hehe

The Sweetest Thing




Latar Belakang:


Saya berkantor di daerah yang merupakan jalur 3 in 1. Jam pulang kantor saya jam 6 sore, tepat di tengah waktu 3 in 1. Karena itu, saya (yang 'bawa' mobil) tiap hari, menerima tumpangan teman-teman sampai ke sebuah stasiun. Mereka bisa lebih cepat tiba di stasiun (nggak perlu nunggu bus), saya bisa lebih cepat sampai rumah (bisa nembus 3 in 1, ga perlu lewat jalur alternatif yang supermacet di jam pulang kantor). Salah satu dari teman saya, sebutlah Ms. X, biasanya menumpang lebih jauh (sampai setengah perjalanan ke rumah saya) karena memang searah.

Situasi:

Hari itu tgl 30 Desember, saya dijemput pacar (kedua) di kantor, untuk langsung ke acara makan malam (menjelang) tahun baru keluarganya. Sejak jam makan siang, saya sudah mengingatkan teman-teman 'joki gratisan' saya kalo saya mau pulang tenggo karena dijemput pacar dan mau segera ke acara keluarga.

Problem:

1. Ms. X salah seorang rekan kerja, membuat saya kesal karena suatu hal. Dia memaksakan suatu hal kepada saya yang bikin saya nggak enak nolaknya, tapi harus nolak. Hiks. Ini bikin saya bad mood.

2. Teman-teman lain yang biasa nebeng lamaaaaaa banget, padahal udah saya ingetin dari siang. Bahkan 10 mnt dan 5 mnt sebelum jam pulang, saya ingetin lagi. Tapi mereka lama dengan semena-mena. Jam 6 lewat saya ke meja mereka, komputer masih nyala. masih minta ijin mau ke toilet dulu, dll dll. Dan ketika saya berjalan tergesa-gesa ke mobil pacar, mereka tetap aja jalan seperti putri solo jauh di belakang saya, nggak berusaha untuk mempercepat langkah.

Lalu...

saya yang sampai di mobil pacar duluan (karena itu tadi, mereka jalannya lamaaaaa) spontan langsung ngoceh-ngoceh begitu masuk mobil. Pacar cuma dengerin aja.

Yang dia lakukan....

Begitu teman-teman saya masuk mobil, si pacar langsung tancap gas. Nyetir dengan sangat ngebut, nyalib sana sini, ekspresinya bete, sambil sesekali ngeliat jam. Saya sampai ketakutan sendiri, takut kecelakaan dan takut si pacar bete beneran. Tapi entah kenapa deep down, saya punya feeling dia pura-pura doang.

Tepat setelah teman-teman saya turun di stasiun...

Si Pacar cengar cengir sambil ngomong, "Sekarang bisa biasa-biasa lagi... hehehe...."
Saya: "Loh, jadi tadi sengaja? Kenapa?"
Pacar: "Iya, biar mereka tau kita kesel." (sambil ketawa-ketawa, nyetir dengan santai).
Saya: (bengong)
Pacar: "Besok bilang ke mereka: sorry Benny nyetirnya kayak gitu kemaren. Soalnya buru-buru mau ke acara keluarga dia."

Si Pacar tahu saya tipe yang nggak akan pernah bisa negur dan tegas soal ginian. Dia ngelakuin ini untuk nunjukin ke teman-teman saya kalo kami nggak suka kelambatan mereka. Dan dia mengambil tempat peran 'jahat' itu buat saya.

The sweetest thing from him.
Thanking Him for giving me this man.