Teoritis, semua tahu kalo kehidupan dan kematian adalah satu kesatuan
Dan karenanya, semua tahu kalo tujuan akhir kita adalah kematian
Hampir tiap hari saya sendiri dapet dari Alkitab kalo hidup manusia tu seperti debu tanah yang hari ini ada dan besok tiada
Dan tujuan tiap orang percaya adalah kehidupan setelah kematian itu
Tapi ketika kematian itu benar2 menghadang di depan mata, siapkah kita?
Karena ia datang tanpa mengetok pintu
Bahkan ia selalu punya bentuk yang ter-rahasia
Senin, 20 Juni 2005
Ia bertamu ke seorang teman saya
bukan sekadar teman, tapi juga rekan, pembimbing, kakak, pemimpin, teladan, pelayan yg dedicated, tukang ngocol, bikin rusuh, tukang ngeledek, pemusik kebaktian, langganan tukang telor goreng, sopir bwt sbagian orang, comblang, dll, dsb, dst.....
Jangankan ketok pintu, ia bahkan tega memakai bentuk yg mampu menguras airmata banyak orang
Sebuah kecelakaan sepeda motor yang tak dapat dipahami menjadi bentuknya
Dan ia menyapa teman saya itu pada tahun ke-23 hidupnya
Sedih dan terkejut terutama
Ga percaya bahkan sekalipun jenazahnya udah di depan mata
Begitu ga percaya nya sampe sepertinya dia masi ada
Ga pernah terjadi apa2
dan ini semua cuma mimpi
Tapi ini kenyataan
Dan sesungguhnya airmata hanya bagi orang2 di dunia
karena ia sendiri pasti sedang tersenyum di sana
dengan tiket tol ke surga di genggamannya
Markus Limanjaya
(15 Maret 1982 - 20 Juni 2005)
inilah lagu favoritnya
"Banyak perkara yang tak dapat kumengerti
Mengapakah ini terjadi di dalam kehidupan ini?
Satu perkara yang kusimpan dalam hati
Tiada sesuatu kan terjadi tanpa Allah peduli
Allah mengerti, Allah peduli segala persoalan yang kita hadapi
Tak akan pernah dibiarkanNYA kubergumul sendiri
Sbab Allah peduli"
Dan ia telah meninggalkan segala perkaranya
No comments:
Post a Comment