Friday, July 17, 2009

Liat Yuk Dalemnya!

"Liat yuk dalemnya!"

Itu kalimat yang keluar dari mulutku waktu jalan di FX bareng mamaku. Waktu itu kita baru keluar dari toilet, dan kita ngeliat sebuah pintu tertutup berwarna cerah, bertuliskan "POWDER ROOM".

Jujur, sebelumnya aku ga pernah denger istilah "powder room" jadi ga kebayang ruangan apaan tuh. Dan inilah percakapan yang terjadi di antara aku dan mamaku.

Aku: "Eh, ada powder room. Ruangan apa ya?"
Mama: "Iya ya. Ga tau buat apa."
Aku: "Buat bedakin ato ganti pampers bayi kali ya?"
Mama: "Mm.. iya kali."
Aku: "Liat yuk dalemnya!"

Waktu aku ngomong kalimat itu, sebenernya setengah ragu juga, ngerasa aku terlalu penasaran, dan kuatir dengan reaksi mamaku. Tapi ternyata ini bagian dialog mamaku selanjutnya:

Mama: "Yuk" (sambil membuka pintu itu)

Memang, pada akhirnya si pintu ternyata terkunci, jadi kita gak bisa liat dalemnya. Tapi kejadian kecil ini membuatku amat bersyukur. Aku baru menyadari kalo inilah karakter mamaku yang telah membentukku jadi seperti ini. Aku rasa gak semua mama-mama bakal ngerespon kaya gitu dalam kondisi yang sama. Bisa jadi respon mama-mama lain seperti ini:

"Hah? Jangan ah."
"Aduuh... ngapain sih? Ada-ada aja."
"Jangan ah, penasaran amat sih, bikin malu aja."

Aku baru sadar ternyata dari kecil aku memang dididik untuk berusaha memenuhi rasa ingin tahuku semaksimal mungkin. Aku memang selalu pengen nyoba hal baru. Waktu kecil seringkali aku minta saputangan bekas, dan minta diajarin jahit. Aku minta karton buat dibikin rumah-rumahan. Aku minta kain-kain dan selendang buat dibikin baju. Aku minta diajarin pake mesin ketik listrik (di usia 5 th-an) buat bikin menu 'restoran' buatanku.

Dan seingatku, gak sekalipun mamaku menolak.
Pasti lebih mudah baginya untuk bilang:
"Saputangannya gak ada. Main yang lain aja." atau
"Nanti aja kalo uda gede belajar ngetiknya. Kamu kan masih kecil."

Tapi dia ga pernah mengeluarkan kata-kata semacam itu. Sebaliknya, dia selalu ngajarin aku semaksimal mungkin, dalam segala hal, seolah-olah aku bener-bener akan bisa bikin semuanya dengan baik. Dia gak terlalu kuatir aku luka ketusuk jarum atau mesin tik nya rusak karena aku salah pake.

Amsal 22;6
"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu."

Sebagian dari kita (termasuk aku) mungkin mikir ayat itu maksudnya kalo kita didik anak-anak kita di jalan yang benar sesuai Firman Tuhan, ia nggak akan menyimpang.

Tapi Max Lucado dalam bukunya "Temukan Sweet Spot Anda" mengatakan bahwa jalan yang dimaksud mengacu pada kemampuan atau ciri-ciri unik yang dimiliki si anak (tentu aja uraiannya ada lebih lengkap di buku ini). Dan bung Lucado juga mengakui kalo gak banyak anak-anak yang beruntung dididik oleh orangtua yang menyadari hal ini.

Ternyata, aku salah satu anak yang beruntung itu.
Thx, God
Thx, Mom.


1 comment:

  1. nice posting din! hehe.. sisi lainnya, nyokap lo sama kepo nya sama lo hihihihihi...

    ReplyDelete