Thursday, January 27, 2011

The Sweetest Thing




Latar Belakang:


Saya berkantor di daerah yang merupakan jalur 3 in 1. Jam pulang kantor saya jam 6 sore, tepat di tengah waktu 3 in 1. Karena itu, saya (yang 'bawa' mobil) tiap hari, menerima tumpangan teman-teman sampai ke sebuah stasiun. Mereka bisa lebih cepat tiba di stasiun (nggak perlu nunggu bus), saya bisa lebih cepat sampai rumah (bisa nembus 3 in 1, ga perlu lewat jalur alternatif yang supermacet di jam pulang kantor). Salah satu dari teman saya, sebutlah Ms. X, biasanya menumpang lebih jauh (sampai setengah perjalanan ke rumah saya) karena memang searah.

Situasi:

Hari itu tgl 30 Desember, saya dijemput pacar (kedua) di kantor, untuk langsung ke acara makan malam (menjelang) tahun baru keluarganya. Sejak jam makan siang, saya sudah mengingatkan teman-teman 'joki gratisan' saya kalo saya mau pulang tenggo karena dijemput pacar dan mau segera ke acara keluarga.

Problem:

1. Ms. X salah seorang rekan kerja, membuat saya kesal karena suatu hal. Dia memaksakan suatu hal kepada saya yang bikin saya nggak enak nolaknya, tapi harus nolak. Hiks. Ini bikin saya bad mood.

2. Teman-teman lain yang biasa nebeng lamaaaaaa banget, padahal udah saya ingetin dari siang. Bahkan 10 mnt dan 5 mnt sebelum jam pulang, saya ingetin lagi. Tapi mereka lama dengan semena-mena. Jam 6 lewat saya ke meja mereka, komputer masih nyala. masih minta ijin mau ke toilet dulu, dll dll. Dan ketika saya berjalan tergesa-gesa ke mobil pacar, mereka tetap aja jalan seperti putri solo jauh di belakang saya, nggak berusaha untuk mempercepat langkah.

Lalu...

saya yang sampai di mobil pacar duluan (karena itu tadi, mereka jalannya lamaaaaa) spontan langsung ngoceh-ngoceh begitu masuk mobil. Pacar cuma dengerin aja.

Yang dia lakukan....

Begitu teman-teman saya masuk mobil, si pacar langsung tancap gas. Nyetir dengan sangat ngebut, nyalib sana sini, ekspresinya bete, sambil sesekali ngeliat jam. Saya sampai ketakutan sendiri, takut kecelakaan dan takut si pacar bete beneran. Tapi entah kenapa deep down, saya punya feeling dia pura-pura doang.

Tepat setelah teman-teman saya turun di stasiun...

Si Pacar cengar cengir sambil ngomong, "Sekarang bisa biasa-biasa lagi... hehehe...."
Saya: "Loh, jadi tadi sengaja? Kenapa?"
Pacar: "Iya, biar mereka tau kita kesel." (sambil ketawa-ketawa, nyetir dengan santai).
Saya: (bengong)
Pacar: "Besok bilang ke mereka: sorry Benny nyetirnya kayak gitu kemaren. Soalnya buru-buru mau ke acara keluarga dia."

Si Pacar tahu saya tipe yang nggak akan pernah bisa negur dan tegas soal ginian. Dia ngelakuin ini untuk nunjukin ke teman-teman saya kalo kami nggak suka kelambatan mereka. Dan dia mengambil tempat peran 'jahat' itu buat saya.

The sweetest thing from him.
Thanking Him for giving me this man.

1 comment: