Wednesday, October 22, 2008

Betty lelah, aku juga.


Betty Suarez adalah seorang siswi yang sangat 'terkenal'. Terkenal dengan tubuhnya yang 'subur', giginya yang 'berpagar', poninya yang bagai gorden, dan tak lupa prestasinya sebagai siswi teladan yang selalu absen dari pesta-pesta sekolah (karena nggak ada cowo yang ngajak), dan terkenal sebagai wartawan koran sekolah yang nyaris nggak punya teman. Tapi Betty bukan sekadar siswi kuper. Dia pernah mendapat penghargaan sebagai warga teladan. Hebatnya lagi, piala itu dia kembalikan buat dipajang di lemari sekolah, supaya teman-nya bisa ikut menikmati dan bangga karenanya. Hebat ya... sungguh mulia hatinya...

10 tahun kemudian, sahabat Betty, Gio, berkomentar:
"Pasti capek jadi kamu. Kamu cuma mikirin buat ngelakuin apa yang seharusnya kamu lakukan - bukan apa yang kamu inginkan. Dalam hati yang terdalam sebenernya kamu ingin nyimpen penghargaan itu, kan?"

Ya... itu episode serial Ugly Betty kemaren. Salah satu serial yang aku tungguin tiap minggunya. Dan waktu si Gio ngomon gitu, bukan cuma Betty yang tertohok, aku juga.

Dari kecil, aku memang terbiasa jadi anak baik. Mamaku bilang dia nggak pernah marahin aku karena emang aku nggak pernah bikin salah. Sampe umur 21 ini memang sepertinya aku selalu jadi anak baik-baik karena memang aku nggak suka jadi orang yang bikin salah. Aku menikmati jadi orang yang 'baik-baik'.

Begitu juga ketika aku jadi orang Kristen, jadi anak Tuhan. Ada masa-masa (seperti sekarang ini) di mana aku nggak tahu lagi di mana rasa cintaku pada Tuhan.
Aku melakukan apa yang Dia mau cuma karena aku suka Dia memandangku sebagai 'anak baik-baik'. Aku cuma ingin image baik di hadapan-Nya (dan di hadapan orang-orang Kristen lain mungkin).

Dan tahu apa yang aku dapet?
Aku ngerasa cape. Cape karena tuntutan anak baik-baik tuh banyak banget. Cape karena aku harus memenuhi kemauan banyak orang. Cape karena ternyata bukan itu yang aku inginkan, tapi harus aku lakukan.

Aku udah lupa gimana rasanya melakukan sesuatu yang baik karena aku mencintai Dia.

Menyenangkan orang lain sebenernya bentuk dari mencari 'keamanan' diri sendiri. Terus-menerus melakukannya cuma bakal bikin cape.
Akan beda jadinya ketika kita menyenangkan orang karena kita mengasihi mereka, dan kita mengasihi mereka karena kita mengasihi Tuhan dan kita tahu Dia tersenyum ketika kita mengasihi orang lain. Terus-menerus melakukannya cuma bakal bikin kita bahagia.

No comments:

Post a Comment